Kitab Adab Ad-Dunya wa Ad-Din: Pendahuluan (1)

[مُقَدِّمَةُ الْكِتَابِ]
Pendahuluan Kitab

مُقَدِّمَةُ الْمُؤَلِّفِ
Pendahuluan Penulis

الْحَمْدُ لِلَّهِ ذِي الطَّوْلِ وَالْآلَاءِ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ الرُّسُلِ وَالْأَنْبِيَاءِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَتْقِيَاءِ

Segala puji bagi Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi Nikmat, serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad, penutup para rasul dan nabi, serta kepada keluarga dan para sahabatnya yang saleh.

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ شَرَفَ الْمَطْلُوبِ بِشَرَفِ نَتَائِجِهِ، وَعِظَمِ خَطَرِهِ بِكَثْرَةِ مَنَافِعِهِ، وَبِحَسَبِ مَنَافِعِهِ تَجِبُ الْعِنَايَةُ بِهِ، وَعَلَى قَدْرِ الْعِنَايَةِ بِهِ يَكُونُ اجْتِنَاءُ ثَمَرَتِهِ

Adapun setelah itu, sesungguhnya kemuliaan sebuah tujuan ditentukan oleh hasil-hasilnya, dan besarnya nilainya diukur dari banyaknya manfaat yang dihasilkan. Sebagaimana besarnya manfaat-manfaatnya, sebesar itu pula perhatian yang mesti diberikan kepadanya. Sebagaimana besarnya perhatian yang diberikan, sebesar itu pula buah yang dipetik darinya.

وَأَعْظَمُ الْأُمُورِ خَطَرًا وَقَدْرًا وَأَعُمُّهَا نَفْعًا وَرِفْدًا مَا اسْتَقَامَ بِهِ الدِّينُ وَالدُّنْيَا وَانْتَظَمَ بِهِ صَلَاحُ الْآخِرَةِ وَالْأُولَى؛ لِأَنَّ بِاسْتِقَامَةِ الدِّينِ تَصِحُّ الْعِبَادَةُ، وَبِصَلَاحِ الدُّنْيَا تَتِمُّ السَّعَادَةُ

Di antara perkara yang paling mulia dan bernilai tinggi serta paling bermanfaat adalah yang menegakkan urusan agama dan dunia, dan meluruskan kebaikan akhirat dan dunia. Karena dengan tegaknya agama, ibadah menjadi sah, dan dengan kebaikan dunia, kebahagiaan menjadi sempurna.

وَقَدْ تَوَخَّيْت بِهَذَا الْكِتَابِ الْإِشَارَةَ إلَى آدَابِهِمَا، وَتَفْصِيلَ مَا أُجْمِلَ مِنْ أَحْوَالِهِمَا، عَلَى أَعْدَلِ الْأَمْرَيْنِ مِنْ إيجَازٍ وَبَسْطٍ أَجْمَعُ فِيهِ بَيْنَ تَحْقِيقِ الْفُقَهَاءِ، وَتَرْقِيقِ الْأُدَبَاءِ، فَلَا يَنْبُو عَنْ فَهْمٍ، وَلَا يَدِقُّ فِي وَهْمٍ

مُسْتَشْهِدًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ – جَلَّ اسْمُهُ – بِمَا يَقْتَضِيهِ، وَمِنْ سُنَنِ رَسُولِ اللَّهِ – صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ – بِمَا يُضَاهِيهِ، ثُمَّ مُتْبِعًا ذَلِكَ بِأَمْثَالِ الْحُكَمَاءِ، وَآدَابِ الْبُلَغَاءِ، وَأَقْوَالِ الشُّعَرَاءِ؛ لِأَنَّ الْقُلُوبَ تَرْتَاحُ إلَى الْفُنُونِ الْمُخْتَلِفَةِ وَتَسْأَمُ مِنْ الْفَنِّ الْوَاحِدِ

Saya menyengaja dalam kitab ini untuk menunjukkan adab-adab tersebut, dan merinci hal-hal yang terkait dengan keduanya, dengan keseimbangan antara ringkasan dan penjelasan yang cukup. Saya menggabungkan antara ketelitian para ahli fikih dan kelembutan para sastrawan, sehingga tidak sukar dipahami dan tidak terlalu mendalam untuk dimengerti.

Saya mengutip dari Kitab Allah – Yang Maha Suci Nama-Nya – sesuai dengan yang dibutuhkan, dan dari sunnah Rasulullah – shalawat Allah atasnya – yang serupa dengannya, kemudian saya mengikuti itu dengan perumpamaan para hukama (orang bijak), adab para balaghah (sastrawan), dan perkataan para penyair. Karena hati manusia cenderung kepada ragam seni yang berbeda-beda dan bosan dengan satu jenis seni yang monoton.

وَقَدْ قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -: إنَّ الْقُلُوبَ تَمَلُّ كَمَا تَمَلُّ الْأَبْدَانُ فَاهْدُوا إلَيْهَا طَرَائِفَ الْحِكْمَةِ

فَكَأَنَّ هَذَا الْأُسْلُوبَ، يُحِبُّ التَّنَقُّلَ فِي الْمَطْلُوبِ، مِنْ مَكَان إلَى مَكَان

Ali bin Abi Thalib – radhiyallahu ‘anhu – berkata: “Sesungguhnya hati manusia bisa bosan sebagaimana badan bisa bosan, maka berikanlah kepadanya hikmah-hikmah yang indah.”

Seolah-olah cara ini menyukai perpindahan dalam mencari tujuan, dari satu tempat ke tempat lain.

وَكَانَ الْمَأْمُونُ – رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى -، يَتَنَقَّلُ كَثِيرًا فِي دَارِهِ مِنْ مَكَان إلَى مَكَان وَيُنْشِدُ قَوْلَ أَبِي الْعَتَاهِيَةِ

لَا يُصْلِحُ النَّفْسَ إذْ كَانَتْ مُدَبِّرَةً … إلَّا التَّنَقُّلُ مِنْ حَالٍ إلَى حَالِ

Dan al-Ma’mun – rahimahullah – sering berpindah-pindah di rumahnya dari satu tempat ke tempat lain sambil mengucapkan syair Abu al-Atahiyah:

لا يُصلِحُ النَّفْسَ إذَا كانَتْ مُدبِّرَةً … إلَّا التَّنَقُّلُ مِنْ حالٍ إلَى حالِ

“Tidaklah memperbaiki jiwa yang lesu … Kecuali berpindah dari satu keadaan ke keadaan lain.”

وَجَعَلْت مَا تَضَمَّنَهُ هَذَا الْكِتَابُ خَمْسَةَ أَبْوَابٍ

Saya membagi isi kitab ini menjadi lima bab:

الْبَابِ الْأَوَّلِ: فِي فَضْلِ الْعَقْلِ وَذَمِّ الْهَوَى

الْبَابِ الثَّانِي: فِي أَدَبِ الْعِلْمِ

الْبَابِ الثَّالِثِ: فِي أَدَبِ الدَّيْنِ

الْبَابِ الرَّابِعِ: فِي أَدَبِ الدُّنْيَا

الْبَابِ الْخَامِسِ: فِي أَدَبِ النَّفْسِ

وَإِنَّمَا أَسْتَمِدُّ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى حُسْنَ مَعُونَتِهِ، وَأَسْتَوْدِعُهُ حِفَاظَ مَوْهِبَتِهِ، بِحَوْلِهِ وَمَشِيئَتِهِ، وَهُوَ حَسْبِي مِنْ مُعِينٍ وَحَفِيظٍ

Bab Pertama: Tentang Keutamaan Akal dan Celaan Hawa Nafsu
Bab Kedua: Tentang Adab Ilmu
Bab Ketiga: Tentang Adab Agama
Bab Keempat: Tentang Adab Dunia
Bab Kelima: Tentang Adab Diri

Sesungguhnya saya memohon kepada Allah Ta’ala untuk memberikan bantuan yang baik, dan saya menitipkan kepada-Nya untuk menjaga karunia-Nya, dengan kekuatan dan kehendak-Nya. Dia adalah sebaik-baiknya Penolong dan Pelindung.

SELANJUTNYA: https://shamela.ws/book/765/3#p1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *